Cerpen bergenre humor pertama yang saya bikin ini alhamdulillah terpilih menjadi salah satu cerita untuk dimasukkan dalam buku kumpulan cerpen dan puisi yang dicetak oleh Goresan Pena Publishing pada periode November 2014 (udah lama bgt yaa). Seneng rasanya bisa terpilih, karena ini karya cerpen humor pertama heheee. Tapi sayangnya saya lupa untuk beli buku kumpulan cerpennya, hikss :( dan sekarang baru nyari tau lagi. Entah apa GPP masih menjualnya atau tidak. Semoga terhibur...Selamat membaca ^.^
...........................................................
“duh..mana sih bus
nya! Gak ada mulu, gak tau apa lagi buru-buru” sambil mengepalkan lengannya ke
atas dan ke bawah yang menandakan rasa kekesalannya, Tuti akhirnya menyadari
bahwa kini ia sedang berada di halte dengan beberapa orang disampingnya.
Terang saja apa
yang ia lakukan barusan langsung menarik perhatian orang-orang yang berada di
sekitarnya. Setiap mata kini berpusat kepada dirinya. Tuti kini bak seorang
putri yang baru saja turun dari dalam kereta kuda.
“sekarang aku baru
tau rasanya menjadi pusat perhatian orang-orang. Rasanya tidak seperti tuan
putri melainkan lebih pantas disebut seperti buronan!” usiknya dalan hati.
“pluuukkkk....!”
terdengar seperti ada yang terjatuh
Tuti mencari asal
suara itu dan ia senang karena suara tersebut berasal dari pohon mangga yang
berada di samping kiri halte.
”wahh..mangganya udah mateng tuh. Ambil aja deh mubajir” Tuti menghampiri mangga yang terjatuh tadi
”wahh..mangganya udah mateng tuh. Ambil aja deh mubajir” Tuti menghampiri mangga yang terjatuh tadi
“Dukkk..!!
Awww..!!” benturan kepala pun terjadi.
Saat hendak
mengambil mangga, tak disangka seorang pria yang berasal dari arah yang
berlawanan dengan Tuti ternyata mengincar mangga itu juga. Alih-alih mereka
saling menyalahkan satu sama lain dan tidak mau mengalah. Sebagai solusi agar
mangga tersebut berhak mendarat di perut siapa, mereka melakukan suatu
perlombaan dan siapapun yang kalah harus merelakan mangga tersebut.
“oke, jadi mau
lomba apa?” Tuti menerima ajakan pria itu
“bikin plesetan
dari kata mangga, apapun itu yang pasti ada kata mangga nya. Yang paling banyak
jawab benar dia yang menang. Gimana?” pria itu mengulurkan lengannya.
”siapa takut. Oke..” Tuti menerima jabatannya.
”siapa takut. Oke..” Tuti menerima jabatannya.
Perlombaan pun
kini dimulai.
“mangga, mangga
apa yang bisa bikin rusuh?” tanya pria tersebut
“wahhh kamu
ngarang ya mas. Ya gak adalah mangga begituan”
“payah. Jawaban
yang benar adalah Mangga Demo mbak. Hahahaaa....”
“hahaa mas gila
yah, perasaan gak ada deh yang namanya mangga demo” Tuti terheran-heran, sambil
terus mengabsen nama jenis-jenis mangga.
“gubrakkk..!!!
Namanya juga plesetan, ya suka-suka dong. Giliran mbak sekarang”
“ohh gitu saya
mengerti mas sekarang. Kalo gitu mas tau gak buah mangga apa yang mirip buah
selain mangga?”
“lah..mbak gak ada
yang kayak begitu. Jangan ngarang deh mbak” pria itu menggelengkan kepalanya
“ada mas. Namanya
mangga apel. Wkwkwkkk...”
“wahhh mbak hebat
juga yah. Sekarang giliran saya lagi”
“silahkan...”
“mbak, bapak nya
bisa nyembuhin rasa gatal ya mbak?”
“iya, emang
kenapa?”
“karena mbak telah
mangga-ruk hati ku. Aww..aw...! Hohooo”
“mbak tau enggak
mangga apa yang bisa bikin senang?” pria itupun melanjutkan pertanyaannya
“mangga yang
rasanya manis. Iyakan?”
“hmmm...salah,
jawabannya itu mbak, mang-ga (mau gak) jadi istri saya?”
“BANGETTT. Mang-ga
nolak banget mas. Hahaa akhirnya aku punya calon suami juga” dengan sigap Tuti
menjawab pertanyaan pria itu.
Mareka akhirnya
pergi berdua melupakan mangga nya dan meninggalkan mangga itu sendiri di halte.
Mangga yang tadi mereka perebutkan dan menjadi awal kisah cinta antara mereka.
Mangga yang malang.
Cover Bukunya kek gini :-D
Dok. Goresan Pena Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar