Masih teringat saat pertama kali putuskan untuk mengikuti seleksi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Riau, sama sekali tak ada motivasi kuat untuk itu hanya sekedar daftar karena saya fikir kesempatan ini hanya datang sekali. Benar-benar tanpa persiapan dan tekad yang kuat, berkas saya kumpulkan disaat terakhir satu jam sebelum kantor LPPM di tutup. Alhamdulillah masih diterima, rasanya senang karena target awal saya hanya sampai berkas harus berhasil dikumpulkan. Dua hari setelah itu, saya baru mengetahui kalau ternyata saya terdaftar di kelompok no 70 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik. Rasanya senang sekali karena saya memang menyukai angka tujuh, dan sebelumnya saya sempat meminta kepada Allah untuk ditempatkan dikelompok itu, tak disangka Dia mengabulkan doa tersebut. Dalam hati terus terucap kata “Terimakasih” “MasyaAllah” “SubhanAllah” benar-benar masih tidak percaya, dari sekian banyak angka, nama saya ada di angka 70 itu.
Sekitar pukul 17.00
sebelum syuro Lingkar Studi Pekanan (LSP) dimulai, tiba-tiba ada sms masuk yang
bertuliskan kurang lebih “selamat ya Ra, MasyaAllah” sempat bingung dengan
ucapan tersebut, namun langsung terbesit jikalau saya lolos seleksi KKN
Kebangsaan yang memang hari ini pengumumannya. Tak ingin terlalu meyakinkan
diri, saya pun menepis perasangka tadi dengan kembali bertanya pada sipengirim
pesan. Tak lama teman-teman yang lain mengucapkan hal yang sama, bahkan
sekarang sudah jelas maksudnya apa. Karena salah satu teman saya ternyata
meng-screenshot daftar mahasiswa yang lolos seleksi KKN Kebangsaan, dengan
perasaan masih tidak percaya namun nama saya tertulis dalam 15 daftar tersebut.
Subhanallah!! Kaget pasti, malu pun iya, lohh kenapa? Karena saya pikir masih
ada tahap seleksi selanjutnya, toh tahun lalu hanya delapan orang yang
berangkat jadi pasti akan diadakan seleksi yang lebih ketat lagi. Sayangnya hal
itu tidak pernah terjadi, ternyata memang benar ada penambahan kuota sehingga
tahun ini akan ada 15 mahasiswa yang berangkat.
Saya masih termenung
mengingat saat tahap interview saya belum tahu apa-apa selain yang beberapa
menit lalu saya di internet lewat handphone, bahkan saya baru tahu tema untuk
KKN Kebangsaan tahun ini mengenai “Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan”.
Aduh….rasanya saya bakal malu karena wawasan yang saya punya tidaklah banyak,
tapi apa daya saya harus berpura-pura bisa dan tegar jangan sampai terlihat
takut. Saat itu ada Sembilan orang di dalam ruangan dengan tiga reviewer satu
persatu diberi pertanyaan, sampai tiba saatnya saya yang malah terus mengatakan
tentang makanan khas Riau tanpa memperdulikan tema untuk tahun ini. Agak
melenceng sih memang, namun saya mampu membuat suasana dalam ruangan tidak
terlalu tegang karena mereka semua tertawa mendengar ucapan saya mengenai
durian Riau yang mungkin bisa lebih enak daripada durian Montong.
Kalimat-kalimat itu begitu saja keluar dari mulut saya, apa yang ada atau
terlintas dalam pikiran saya maka itu yang saya katakan, malu sangat!!
Tapi Alhamdulillah salah
satu reviewer mendoakan niatan saya yang ingin mencicipi rasa durian Riau
tersebut, dan semua diruangan itupun mengaminkannya. Setelah tes interview
selesai saya beserta teman saya langsung keluar dan kami tertawa melihat
kejadian didalam ruangan tadi. Bukan kenapa-kenapa melainkan kami menyesal
karena pertanyaan yang diajukan terlalu mendasar dan sayangnya kami malah
menyepelekan itu dengan tidak mencari informasi lebih banyak mengenai Riau.
Sepanjang jalan dihiasi dengan pekikan tawa, keluhan dan pesimis untuk lolos karena
hanya menjawab seadanya. Yang jelas kurang persiapan dan kurang niat pasti. Mungkin
teman-teman yang satu ruangan saat interview pasti merasa tidak percaya kenapa
Tiara yang lolos? Kenapa mereka memilih Tiara? Seperti apakah penilaian yang
dilakukan? Dan itupun terbesit dalam benak saya, setiap saat. Jujur ada
perasaan bersalah karena saya lolos seleksi itu, dan bukannya teman-teman saya
yang lebih berniat, sungguh-sungguh dan aktif bicara. Saya seperti merebut
kursi dari pemilik yang berhak untuk duduk di kursi itu. namun disisi lain,
saya rasa Allah pasti memiliki rencana lain dibalik ini semua, galaupun melanda
antara memilih kelompok 70 atau ikut KKN Kebangsaan. Apapun itu pilihan saya
nanti, itu pasti sudah ditetapkan oleh Allah dan saya harus bisa menjalankan
keputusan tersebut.
Bismillah…setelah papa
pun mengetahui saya terpilih mengikuti KKN di Riau, walau sempat takut dan
khawatir namun akhirnya beliaupun mengijinkan saya mengikuti itu. Keesokan
harinya pihak LPPM mengumpulkan kami untuk kepastian ikut serta, dan jika ada
yang ingin mengundurkan diri masih diperbolehkan sampai pertemuan hari ini
usai. Ternyata tidak ada yang mengundurkan diri, saya sempat gentar sendiri namun
akhirnya jawaban “Iya” yang saya keluarkan, dan tiket pesawat atas nama sayapun
akan segera dipesankan. Itu artinya saya sudah tidak bisa mengundurkan diri
lagi, “Bismillah…Ya Allah bantu saya” gumam dalam hati. Udah dulu yaa flashback
nya hehee…tunggu cerita selanjutnya : Barang bawaan di Koper, Pesawat Pertama,
Pekanbaru-Bangkinan-Benayah, Meme dan Julukan, Keluarga 52, dan Ibroh KKN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar