Let's Act

ACT.id

Senin, 21 September 2015

Permulaan


Masih teringat saat pertama kali putuskan untuk mengikuti seleksi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Riau, sama sekali tak ada motivasi kuat untuk itu hanya sekedar daftar karena saya fikir kesempatan ini hanya datang sekali. Benar-benar tanpa persiapan dan tekad yang kuat, berkas saya kumpulkan disaat terakhir satu jam sebelum kantor LPPM di tutup. Alhamdulillah masih diterima, rasanya senang karena target awal saya hanya sampai berkas harus berhasil dikumpulkan. Dua hari setelah itu, saya baru mengetahui kalau ternyata saya terdaftar di kelompok no 70  Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik. Rasanya senang sekali karena saya memang menyukai angka tujuh, dan sebelumnya saya sempat meminta kepada Allah untuk ditempatkan dikelompok itu, tak disangka Dia mengabulkan doa tersebut. Dalam hati terus terucap kata “Terimakasih” “MasyaAllah” “SubhanAllah” benar-benar masih tidak percaya, dari sekian banyak angka, nama saya ada di angka 70 itu.

Sekitar pukul 17.00 sebelum syuro Lingkar Studi Pekanan (LSP) dimulai, tiba-tiba ada sms masuk yang bertuliskan kurang lebih “selamat ya Ra, MasyaAllah” sempat bingung dengan ucapan tersebut, namun langsung terbesit jikalau saya lolos seleksi KKN Kebangsaan yang memang hari ini pengumumannya. Tak ingin terlalu meyakinkan diri, saya pun menepis perasangka tadi dengan kembali bertanya pada sipengirim pesan. Tak lama teman-teman yang lain mengucapkan hal yang sama, bahkan sekarang sudah jelas maksudnya apa. Karena salah satu teman saya ternyata meng-screenshot daftar mahasiswa yang lolos seleksi KKN Kebangsaan, dengan perasaan masih tidak percaya namun nama saya tertulis dalam 15 daftar tersebut. Subhanallah!! Kaget pasti, malu pun iya, lohh kenapa? Karena saya pikir masih ada tahap seleksi selanjutnya, toh tahun lalu hanya delapan orang yang berangkat jadi pasti akan diadakan seleksi yang lebih ketat lagi. Sayangnya hal itu tidak pernah terjadi, ternyata memang benar ada penambahan kuota sehingga tahun ini akan ada 15 mahasiswa yang berangkat.

Saya masih termenung mengingat saat tahap interview saya belum tahu apa-apa selain yang beberapa menit lalu saya di internet lewat handphone, bahkan saya baru tahu tema untuk KKN Kebangsaan tahun ini mengenai “Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan”. Aduh….rasanya saya bakal malu karena wawasan yang saya punya tidaklah banyak, tapi apa daya saya harus berpura-pura bisa dan tegar jangan sampai terlihat takut. Saat itu ada Sembilan orang di dalam ruangan dengan tiga reviewer satu persatu diberi pertanyaan, sampai tiba saatnya saya yang malah terus mengatakan tentang makanan khas Riau tanpa memperdulikan tema untuk tahun ini. Agak melenceng sih memang, namun saya mampu membuat suasana dalam ruangan tidak terlalu tegang karena mereka semua tertawa mendengar ucapan saya mengenai durian Riau yang mungkin bisa lebih enak daripada durian Montong. Kalimat-kalimat itu begitu saja keluar dari mulut saya, apa yang ada atau terlintas dalam pikiran saya maka itu yang saya katakan, malu sangat!!

Tapi Alhamdulillah salah satu reviewer mendoakan niatan saya yang ingin mencicipi rasa durian Riau tersebut, dan semua diruangan itupun mengaminkannya. Setelah tes interview selesai saya beserta teman saya langsung keluar dan kami tertawa melihat kejadian didalam ruangan tadi. Bukan kenapa-kenapa melainkan kami menyesal karena pertanyaan yang diajukan terlalu mendasar dan sayangnya kami malah menyepelekan itu dengan tidak mencari informasi lebih banyak mengenai Riau. Sepanjang jalan dihiasi dengan pekikan tawa, keluhan dan pesimis untuk lolos karena hanya menjawab seadanya. Yang jelas kurang persiapan dan kurang niat pasti. Mungkin teman-teman yang satu ruangan saat interview pasti merasa tidak percaya kenapa Tiara yang lolos? Kenapa mereka memilih Tiara? Seperti apakah penilaian yang dilakukan? Dan itupun terbesit dalam benak saya, setiap saat. Jujur ada perasaan bersalah karena saya lolos seleksi itu, dan bukannya teman-teman saya yang lebih berniat, sungguh-sungguh dan aktif bicara. Saya seperti merebut kursi dari pemilik yang berhak untuk duduk di kursi itu. namun disisi lain, saya rasa Allah pasti memiliki rencana lain dibalik ini semua, galaupun melanda antara memilih kelompok 70 atau ikut KKN Kebangsaan. Apapun itu pilihan saya nanti, itu pasti sudah ditetapkan oleh Allah dan saya harus bisa menjalankan keputusan tersebut.


Bismillah…setelah papa pun mengetahui saya terpilih mengikuti KKN di Riau, walau sempat takut dan khawatir namun akhirnya beliaupun mengijinkan saya mengikuti itu. Keesokan harinya pihak LPPM mengumpulkan kami untuk kepastian ikut serta, dan jika ada yang ingin mengundurkan diri masih diperbolehkan sampai pertemuan hari ini usai. Ternyata tidak ada yang mengundurkan diri, saya sempat gentar sendiri namun akhirnya jawaban “Iya” yang saya keluarkan, dan tiket pesawat atas nama sayapun akan segera dipesankan. Itu artinya saya sudah tidak bisa mengundurkan diri lagi, “Bismillah…Ya Allah bantu saya” gumam dalam hati. Udah dulu yaa flashback nya hehee…tunggu cerita selanjutnya : Barang bawaan di Koper, Pesawat Pertama, Pekanbaru-Bangkinan-Benayah, Meme dan Julukan, Keluarga 52, dan Ibroh KKN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar